Posted by : Unknown


Jelasakan tentang penyebab timbulnya permasalahan biji kakao serta dan solusi dari pemasalahan tersebut:
1. Kandungan lemak
2. Cita rasa (flavor) lemak
3. Pengetahuan dan keterampilan petani
4. Penanganan pasca panen
5. Harga berbasis satuan berat
6. Tataniaga
7. Industry pengolahan
8. Potensi ekspor
9. Riset tentang kakao
10. Akses Pemodalan
11. Penerapan SNI belum ideal
            Apa penyebab dan Alternatife penyelesaian ?
            Jawaban :
1.      Menurunnya kandungan lemak pada biji kako yang terjadi dimasyarakat ini diduga penyebabnya adalah tidak dilakukannya fermentasi sebelum biji kakao diproduksi lebih lanjut. Karena jika dilakukan proses fermentasi pada biji kakao maka akan terjadi pembentukan lemak yang dilakukan oleh bakteri alami yang terdapat dalam pulp biji. Dengan adanya kerjasama antara isolat khamir yang ditambahkan selama fermentasi dan aktivitas bakteri alami, yang terdapat dalam pulp biji akan lebih meningkatkan kadar lemak biji Kakao.
2.      Ada dua penyebab terjadinya cita rasa biji kakao lemah atau tidak bagus, yang pertama adalah tidak adanya fermentasi dan kelebihan ddari pada fermentasi itu sendiri. Alternative permasalahan lemahnya cita rasa dari biji kakao adalah dengan cara melakukan fermentasi dengan aspek yang tepat seperti caranya, lamanya waktu fermentasi, dan proses fermentasinya harus benar – benar sesuai prosedur dan bias juga dengan cara membuat biji kako menjadi pasta terlebih dahulu kemudian dilakukan pengujian oleh panelis yang sudah terlatih(untuk skala pabrik).
3.      Permasalahan umum yang banyak ditemukan dalam pengolahan biji kakao secara baik adalah pengetahuan petani yang kurang untuk mengolahanya, petani hanya bermodalkan pengalaman saja namun tidak berpacu kepada prosedur-prosedur yang benar. Kurangnya pengetahuan kebanyakan petani ini disebabkan oleh banyaknya kalangan petani kita yang latar belakangnya hanya lulusan sd, smp, dan sma bahkan ada petani yang tidak merasakan jenjang persekolahan. Solusinya bagi petani adalah dilakukannya pelatihan pelatihan tentang pertanian khususnya pada kakao secara keseluruhan sehingga petani sedikit banyaknya mendapatkan ilmu dari pelatihan pelatihan tersebut dan berdampak positif terhadap pendapatan petani yang meningkat atas usaha yang mereka lakukan.
4.      Penanganan pasca panen biji kakao yang belum maksimal oleh petani ini kembali lagi kepada masalah pengetahuan petani dan latarbelakang petani yang belum sepenuhnya mengetahui pengolahan biji kakao tersebut seperti apa, kebanyakan petani hanya memeram biji kakao dalam karung – karung yang kata mereka itu proses fermentasi. Penyelesaian masalah ini pendapat saya sama seperti alternative penyelesaian masalah sebelumnya yaitu tidak salahnya pemerintah khususnya dinas yang terkait membantu petani-petani kakao dengan cara sosialisasi masalah pertanian khususnya petani kakao yang ada di Indonesia.


5.      Salah satu kerugian petani adalah menjual biji kakao hasil panen mereka dengan berbasis berat. Ini disebabkan oleh hasil panen petani kakao yang memiliki kulaitas standar jual yang rendah. Ini membuat  pasaran menghargai biji kakao dengan standar jual berbasis satuan berat, jika hanya petani melakukan perlakuan pendahuluan hingga melakukan fermentasi terhadap biji kakao maka otomatis nilai dari biji kakao yang diproduksi petani akan memiliki nilai jual tinggi dan harga biji kakao yang berbasis satuan berat dapat diganti menjadi biji kakao yang dijual berdasarkan kulitas biji kakao yang dijual.
6.      Penyebab tataniaga di dominasi oleh pedagang pengepul disebabkan oleh telah terikatnya petani dengan pengepul yang memberikan modal untuk petani bekerja yang berakibat pasaran dikuasai oleh pengumpul yang menjual hasil produksi lebih tinggi dibanding oleh harga petani sebelumnya. Salah satu alternative yang dapat dilakukan adalah dengan cara pemberian modal kepada petani-petani kecil supaya petani juga dapat melakukan usaha pertaniannya hingga langsung kepasaran tidak melalui pengumpul lagi.
7.      Ketersediaan industry yang sedikit menyebabkan hasil biji yang diproduksi petani lebih banyak dikirim keluar daerah. Alternatifnya seharusnya produksi pengolahan ditempatkan di tempat pada daerah yang banyak memproduksi kakao sehingga terjadi interaksi yang nyata dan menguntungkan kedua pihak terutama petani kakao.
8.      Potensi ekspor yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh petani ini tidak lekang oleh banyak nya masih permasalahan – permasalahan para petani kakao yang masi belum diselesaikan secara keseluruhan. Jika kita sudah bisa mengakomodir para petani kita tidak hanya biji kakao yang di ekspor, namun hasil olahan kakao yang telah menjadi produk coklat yang nilai jualnya lebih tinggi bisa di ekspor ke Negara lain.
9.      Riset mengenai kakao yang tidak begitu sering dilakukan disebabkan kurangnya komunikasi antara petani dengan penyuluh pertanian. Ini juga berdampak buruk ke petani yang sering dilanda hama dan mengakibatkan petani merugi. Salah satunya antara penyuluh pertanian dengan petani sendiri saling berkomunikasi biar ada interkasi yang terjadi sehingga apabila ada permasalahan di petaninya sendiri.
10.  Permasalahan akses permodalan sedikit ada hubungannya dengan permasalahan harga berbasis satuan berat yang inti permasalahannya yaitu petani yang berlatarbelakang masyarakat yang kurang mampu sulit untuk mendapatkan modal. Salah satu solusinya anggaran pemerintah dibidang pertanian diharapakan dapat menitik beratkannya di dalam item permodalan petani sehingg petani tidak harap-harap cemas ketika ekonomi mereka tidak cukup untuk memulai pertanian mereka.
11.  Penerapan SNI yang belum maksimal ini disebabkan oleh belum meratanya penyuluhan atau sosialisasi SNI ke berbagai penjuru sehingga tidak semua informasi SNI didapatkan petani. Agar lebih terdengar gauman SNI kepada petani sebaiknya sosialisasi dilakukan lebih merata lagi gingga pelosok desa.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2025 Dunia Mahasiswa - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -